Setahun di Jakarta, Saya Berhasil Mengumpulkan Ini
Yang Ketiga Menggemparkan Dunia
Setelah muter-muter Jogja di Minggu pagi yang cerah, dari Kotagede, Sunday Morning (SunMor), Fakultas Geografi UGM, Tugu Jogja, Malioboro, hingga Alun-alun utara, maka kini saatnya menulis cerita tentang setahun di Jakarta.
Jadi begini, Ane merantau di Jakarta terhitung sejak April 2018 (tepatnya kalau tidak salah tanggal 9), dan tinggal di salah satu kost di daerah Karet, Setiabudi, Jakarta Selatan. Di Jakarta bekerja dan belajar di salah satu kementerian sebagai seorang staf webgis.
Nah, sekarang April 2019, mumpung masih di Jogja (meliburkan diri setelah PEMILU), pengen sekali rasanya berbagi mengenai hal-hal apa saja yang berhasil Ane kumpulkan selama hidup di Jakarta. Nggak banyak memang, cuma akan sangat disayangkan jika selamanya hanya Ane sendiri yang tahu.
Oke, Cuss!
Pertama adalah penjepit bungkus roti tawar. Mengapa ini menjadi penting? Karena sejak tinggal di Jakarta Ane memang jadi sering makan roti, tepatnya roti tawar, mau itu yang benar-benar tawar, rasa susu, atau yang coklat. Tidak ribet, murah, tapi cukup mengenyangkan. Satu hal yang bisa Ane pelajari dari kebiasaan makan roti tawar ini adalah warna penjepit bungkusnya yang ternyata berbeda jika hari Best Before (BB) beda.
Inilah kesimpulan yang berhasil Ane himpun, khususnya untuk Roti Tawar merk Sar*iRot*i ya, soalnya itu yang paling sering Ane beli, sedangkan produk lain yang Ane beli tidak memiliki pola yang sama:
- Merah (Senin)
- Hijau (Selasa)
- Orange (Rabu)
- Coklat (Kamis)
- Putih (Jum'at)
- Kuning (Sabtu)
- Biru (Minggu)
Itu adalah hari Best Before (BB) yang berhasil dianalisis dari penjepit bungkus roti tawar Sar*iRot*i sesuai dengan warnanya. Untuk tanggalnya silakan dilihat langsung di penjepitnya yak, karena nggak ada polanya. Ganjil Senin, Prima Selasa, Genap Rabu, dst. Tidak ada yang semacam itu. Huehehe.
Nah berikut adalah foto dari penjepit-penjepit bungkus roti tawar yang berhasil Ane kumpulkan selama setahun di Jakarta:
Total semuanya ada 37 dengan penjabaran 2 Senin, 10 Selasa, 3 Rabu, 2 Kamis, 5 Jum'at, 5 Sabtu, 8 Minggu, dan 2 anomali (produk MyRoti). Jumlah tersebut bisa dikatakan minimal yak, karena Ane yakin ada penjepit-penjepit yang hilang atau ikut terbuang ketika membuang bungkusnya. Dengan demikian, dalam setahun (365 hari) minimal Ane beli satu bungkus roti tawar setiap sepuluh hari. Kurang lebih begitu.
Untuk lebih mempermudah analisa, berikut adalah diagram persentasi jumlah penjepit bungkus roti tawar berdasarkan warnanya yang berhasil Ane himpun (terbawa nuansa PEMILU):
Kedua, masih ada kaitannya dengan roti tawar, yang berhasil Ane dapatkan setelah setahun di Jakarta adalah poin Ponta (Alfama*rt). Perlu diketahui poin ini terhitung mulai dari bulan September 2018 (kalau tidak salah) hingga April 2019 (termasuk dihasilkan dari membeli roti tawar :)). Jadi sebenarnya belum setahun, karena memang setibanya di Jakarta Ane tidak langsung mendaftarkan diri sebagai member Alfama*rt. (Hahaha..)
Tanpa berpanjang lebar, ini adalah screenshot jumlah poin dari aplikasi Ponta Ane:
Cukup banyak yak? Kira-kira paling tepat ditukar apaan nih? Saran dong.. (Huehehe).
Ketiga, piring cantik. Nggak cantik juga sih sebenarnya, karena yang cantik cuma kamu (Hahawkwk). Total ada tiga buah piring, yang merupakan hadiah langsung dari membeli detergen. Harusnya lebih banyak sih jumlahnya kalau tiap beli detergen jumlah stok piring hadiahnya masih dan Agan/Sista kasir Alfama*rt tidak lupa ngasih (karena memang Ane nggak pernah minta, meskipun jelas dibungkus detergen kalau ada gratis piring).
Kalau ada yang tinggal di Jakarta dan butuh piring, kabari Ane saja, ntar bakalan Ane kasih piring. Datang langsung ke kost tapi, atau mau pakai kurir bisa juga tapi ongkir dan garansi Ente tanggung sendiri.
Oke, cukup sekian, itu saja cerita tentang apa saja yang berhasil Ane kumpulkan selama setahun merantau di Jakarta. Terima kasih sudah mau membaca sampai akhir. Sekarang Ane tunggu cerita dari Ente, setahun dimana gitu berhasil mengumpulkan apa gitu. Begitu.